Bacaan Alkitab setahun : Mazmur 116; 2 Petrus 3; Yehezkiel 38-39
Di kantor saya saat ini maupun sebelumnya, pekan kerja yang baru selalu diawali dengan ibadah. Tidak hanya formalitas kerohanian, tetapi karena ada kesadaran bahwa melakukan persekutuan merupakan salah satu kebutuhan mendasar orang-orang percaya. Masalahnya, bagaimana bila kita bekerja di perusahaan sekuler, di mana kekristenan tidak berada pada level yang mayoritas?
Saya teringat pada teman saya yang bekerja pada salah satu perusahaan selular. Di kantornya, karena bukan merupakan perusahaan Kristen, tidak ada persekutuan. Namun, melalui bincang-bincang dengan sesama rekan Kristen, mereka sepakat untuk memulai persekutuan interdenominasi. Dan persekutuan itu masih berjalan sampai sekarang.
Ketika tidak ada persekutuan di kantor Anda, bukan tidak mungkin Allah ingin Anda bergerak dan membagikan visi ini kepada rekan-rekan Kristen Anda. Bukan sekedar memenuhi kebutuhan spiritual, persekutuan juga menjadi sarana untuk saling mendukung, saling memberi semangat ketika rekan-rekan mulai tidak produktif dalam bekerja.
Kalau melihat kehidupan jemaat mula-mula, ada banyak petobat baru di antara mereka. Meski pun begitu, mereka menyadari kebutuhan untuk bersekutu dan bertekun dalam firman Tuhan. Dan ketika persekutuan tercipta dan Firman itu diwartakan, kita melihat hidup mereka semakin diubahkan.
Bukan tidak mungkin ada banyak rekan kerja yang merindukan adanya persekutuan di kantor Anda. Jadi, mengapa tidak memulainya sekarang?
Visi yang sama dapat dimiliki oleh orang yang berbeda. Berbagi visilah dengan rekan sekerja Anda.